JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi XI DPR kembali mempertanyakan surplus anggaran Bank Indonesia (BI) pada tahun 2008. Pasalnya, selama ini anggaran BI selalu menjadi 'langganan' defisit dan baru membukukan surplus pada tahun 2008 . Padahal, saat itu tengah terjadi krisis ekonomi global dan anggaran BI terjadi surplus hingga Rp 17 triliun.
"Berbeda pada tahun 2007 , anggaran BI defisit hingga Rp 1,7 triliun dan pada proses pemulihan pasca krisis tahun 2009 anggaran BI juga defisit hingga Rp 1,7 triliun," ujar Wakil Ketua Panja Komisi XI DPR-RI, Arif Budimanta, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/02/2010).
Arif menilai, BI tidak kredibel untuk mengurusi anggaran karena sering mencetak defisit anggaran. Menurutnya, BI seharusnya dapat mengambil berbagai tindakan untuk meminimalisir kerugian bahkan kebangkrutan.
"BI memang sudah tidak kredible. Dikala krisis tahun 2008 neraca postif sementara dalam keadaan normal 2007 dan pemulihan 2009 defisit. Sebetulnya itu tidak akan pernah terjadi terkecuali dewan Gubernurnya emang tidak cakap," papar Arif.
Apalagi, lanjut Arif dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) di tahun 2010 ini, bank sentral memproyeksikan akan kembali defisit hingga Rp 18 triliun. "Ini perlu ditinjau kembali, nantinya harus di awasi secara ketat," ungkapnya.
Ditempat yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya mengatakan bahwa tidak ada kejanggalan dalam anggaran BI. Menurutnya, seluruh anggaran bank sentral telah diperiksa BPK. "Dan memang tidak ada masalah, surplus dan defisit kan sudah lewat. Mungkin mereka (DPR) belum melihat atau tidak melihat laporan kami," tandasnya.
Note :Kalimat penalaran terdapat pada “Berbeda pada tahun 2007 , anggaran BI defisit hingga Rp 1,7 triliun dan pada proses pemulihan pasca krisis tahun 2009 anggaran BI juga defisit hingga Rp 1,7 triliun”.
Kalimat Argumentasi terdapat pada “Arif menilai, BI tidak kredibel untuk mengurusi anggaran karena sering mencetak defisit anggaran. Menurutnya, BI seharusnya dapat mengambil berbagai tindakan untuk meminimalisir kerugian bahkan kebangkrutan”
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/02/25/14130955/DPR.Pertanyakan.Surplus.Anggaran.BI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar